Kemarin adalah hari yang luar biasa, bahkan lebih indah dari hari ulang tahunku. Sungguh, aku tidak berlebihan. Jadi begini rasanya, membahagiakan orang yang disayangi (kata ini sungguh eufemisme =p) efeknya membuat aku merasa jauh lebih bahagia.
Terencana begitu sempurna, terjadi begitu spontan. Mencanangkan yang terbaik sungguh tak mudah untukmu. Tapi aku senang melihat binar itu di matamu. Kau suka hadiah dan kejutan dariku? Aku lebih terkejut dengan hal indah yang terjadi kemarin malam pada kita =)
Thursday, March 31, 2005
Sunday, March 27, 2005
Postingan akhir
Mencintaimu, dicintaimu, dan terlebih lagi bercinta denganmu adalah kegiatan yang takkan pernah usang. Pernah melihat pajangan meja kantor yang berupa bola-bola kecil berwarna metal yang disusun secara horisontal? Mereka saling beradu dan ayun mengayun. Begitu tinggi dan juga begitu rendah. Menciptakan irama menarik yang tak bisa kau sebut monoton. Kamu dan aku. Begitu semarak hidup kita bukan? Mari untuk selanjutnya kita rajut kisah kita dan sematkan di dada dengan benang yang paling kuat; pengertian.
Postingan pagi hari
Kau bilang kau ingin berpikir,
menyendiri beberapa jenak dari keberadaanku.
Maaf, apakah aku mengganggumu?
Apakah kagumku, pujaku,
sayangku, kasihku, cintaku,
pengertianku, pengorbananku,
lirihku, jeritku, tangisku,
peluhku, renjanaku,
sedihku, marahku, jengkelku,
semangatku, perjuanganku,
kecewaku, asaku, sedu sedanku,
hitam-putihku, pelangi jinggaku,
semarak hidupku, ringan nafasku,
detak jantungku yang berpacu bergemuruh,
halus tangan serta kesepuluh jemariku,
hitam rambutku, keperempuananku,
keseluruhanku mengganggumu?
Maaf kalau bagitu. Kau kini bisa nikmati sendirimu.
Nanti bila kau sudah kembali jenuh, aku masih disini.
Dengan semuanya yang sama, tapi kembali lagi aku harus meminta maaf.
Bisa jadi nanti waktuku sudah habis.
menyendiri beberapa jenak dari keberadaanku.
Maaf, apakah aku mengganggumu?
Apakah kagumku, pujaku,
sayangku, kasihku, cintaku,
pengertianku, pengorbananku,
lirihku, jeritku, tangisku,
peluhku, renjanaku,
sedihku, marahku, jengkelku,
semangatku, perjuanganku,
kecewaku, asaku, sedu sedanku,
hitam-putihku, pelangi jinggaku,
semarak hidupku, ringan nafasku,
detak jantungku yang berpacu bergemuruh,
halus tangan serta kesepuluh jemariku,
hitam rambutku, keperempuananku,
keseluruhanku mengganggumu?
Maaf kalau bagitu. Kau kini bisa nikmati sendirimu.
Nanti bila kau sudah kembali jenuh, aku masih disini.
Dengan semuanya yang sama, tapi kembali lagi aku harus meminta maaf.
Bisa jadi nanti waktuku sudah habis.
Wednesday, March 23, 2005
Ribuan versi
Dulu, otak dengan kapasitas terbatas dijejali sejarah panjang tentang perjuangan kemerdekaan. Ingat betul dengan cerita heroik itu. Katanya dia pahlawan, dan tentu nantinya penguasa orde baru. Ternyata kata sumber terpercaya, supersemar itu tidak ada dan semua bualan belaka. Rasa heran lama-kelamaan membludak, lalu habis dan sisakan ragu. Siapa yang berani jamin dulu Indonesia benar-benar terjajah, jangan-jangan ada cerita lain lagi. Heran, baru urusan tanah air saja, sudah banyak versinya. Bikin aku tambah bingung, takut menjejak dan aku-mengaku 'ini tanah airku!'. Nah, coba bayangkan kalau urusan intern yang alurnya saling menyilang. Intern vertikal tepatnya! Hahaha...sialnya aku yang terlahir di keluarga yang taat sekaligus menjunjung kesederhanaan logika B/S (baca:benar salah).
Sunday, March 20, 2005
Dream dream dream
Terbangun dengan peluh yang basahi sekujur tubuh karna mimpi yang menakutkan? Tentu pernah. Sama halnya dengan mimpi yang menyedihkan. Maka bergantilah kedua bola mataku yang dibasahi air mata. Tapi baru kali ini aku mengalami mimpi yang demikian aneh. Sangat langka dan mendatangkan suka. Aku mimpi tengah berkumpul dengan sahabat-sahabatku waktu di sma. Kami terlibat pembicaraan seru yang jelas hanya gurauan belaka (kami selalu menganggapnya seru, entah kenapa). Adegan yang terekam jelas di benakku adalah kami berempat menertawakan foto kami sendiri, yang sedang berlepotan coklat di bibir dan jemari. Percaya atau tidak, aku sungguh-sungguh terbangun dalam keadaan tertawa geli. Sepertinya aku ingin cepat-cepat reuni saja.
Titik reda gelisah
Prolog yang hampir sepanjang dongeng, dibacakan turun temurun hingga nyaris kehilangan alur yang asli. Tapi tentu, inti cerita tidaklah statis. Bahkan sangat diwarnai oleh pelangi sejuta warna. Naik dan turun, lompat sana lompat sini, dan hup serentetan staccato dalam permainan piano. Kadang ringan seperti helai bulu, kadang berat seperti gerutuan malam. Penuh misteri dan kejutan yang bisa dibilang cukup romantis. Tidak tahu bagaimana epilognya, tapi kuharap tak pernah ada yang menyurutkan cerita ini.
Saturday, March 19, 2005
Ruang, lapang dan jeda
Da spatium tenuemque moderam, male cuncta ministrat impetus. Berilah ruang, kelapangan, dan jeda, yang serba tergesa-gesa hanya akan menyebabkan semuanya menjadi buruk.
Cukup sudah dengan semua rintihan itu. Kini aku berusaha menikmati semua duka, tanpa maksud menghindarinya. Kujelang setiap detik dengan penghargaan yang baru. Betapa duka sesungguhnya bersebelahan dengan suka. Karna dalam duka, kita menemukan hal-hal baru yang indah. Menyadari betapa banyaknya orang yang perduli, bahkan pada pengunjung tidak tetap blogku ini. Jadi cukuplah sedu sedan itu.
Kuberi ruang pada sedih, biar dia ambil sebagian milikku. Kuberi lapang pada kecewa, biar nanti dia puas lalu bergeser ke tempat lain. Dan jeda, bagi sepasang milikku untuk memproduksi air mata. Karna bahagia yang sesungguhnya bisa jadi terletak pada kepuasan diri. Dan aku, sungguh telah bahagia, walau berjalan seiringan dengan kebimbangan ini.
Cukup sudah dengan semua rintihan itu. Kini aku berusaha menikmati semua duka, tanpa maksud menghindarinya. Kujelang setiap detik dengan penghargaan yang baru. Betapa duka sesungguhnya bersebelahan dengan suka. Karna dalam duka, kita menemukan hal-hal baru yang indah. Menyadari betapa banyaknya orang yang perduli, bahkan pada pengunjung tidak tetap blogku ini. Jadi cukuplah sedu sedan itu.
Kuberi ruang pada sedih, biar dia ambil sebagian milikku. Kuberi lapang pada kecewa, biar nanti dia puas lalu bergeser ke tempat lain. Dan jeda, bagi sepasang milikku untuk memproduksi air mata. Karna bahagia yang sesungguhnya bisa jadi terletak pada kepuasan diri. Dan aku, sungguh telah bahagia, walau berjalan seiringan dengan kebimbangan ini.
Thursday, March 17, 2005
El Shaddai
El Shaddai, diambil dari bahasa Ibrani. Harafiahnya berarti “Allah dalam buah dada wanita”, maksudnya Allah yang memelihara dan mencukupi kebutuhan manusia. Kebutuhan, ya jiwa raga. Dari urusan sepele hingga yang paling kompleks. Dari yang primer untuk dilakukan tiap hitungan detik, bernapas contohnya, hingga yang paling tersier. Apapun itu, untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, bisalah kita serahkan padaNya. Pun bila kita harus berhemat kata, tidak mengobralnya begitu saja. Karena sungguh, satu-satunya yang bisa dipegang dari keberadaan manusia adalah kata-kata. Bahkan menurutku itulah penentu seseorang bisa dianggap manusia atau tidak. Bukan tape rusak yang diputar berulang-ulang. Dan lagi, belum pernah kutemui orang sekarat karena tak bisa berkata-kata. Jadi lebih baik mengunci lafal daripada mencelakai orang lain.
Ah, lama-lama bosan dengan postingan berbau kejujuran. Tapi memang lagi booming sih, jadi gimana ya? Bukannya sok jujur tapi bila kebohongan dilakukan berulang-ulang dari Subjek ke Objek yang sama, itu baru namanya gak pernah belajar. Atau gak mau belajar ya? =)
Ah, lama-lama bosan dengan postingan berbau kejujuran. Tapi memang lagi booming sih, jadi gimana ya? Bukannya sok jujur tapi bila kebohongan dilakukan berulang-ulang dari Subjek ke Objek yang sama, itu baru namanya gak pernah belajar. Atau gak mau belajar ya? =)
Wednesday, March 16, 2005
Sentences
“You cannot trust anyone”
Sebuah kalimat yang cukup familiar. Dulu aku menertawakannya, karena harus kuakui indah mayapadaku tahunan yang lalu. Sampai akhirnya aku harus terus-menerus menyibak ilalang setinggi bahu untuk menemukan kejujuran. Begitu mahalnya kah? Ini Jakarta, bung..tidak ada yang gratis. Lalu lari kemanakah lontaran-lontaran jujurku? Apakah tidak berlaku lagi sistem barter? Ternyata mereka menukarnya sampai habis, dengan ego, kepuasan, dan pada akhirnya air mata.
“Don’t put your happiness in other person’s hand”
Nah, yang ini baru merupakan kalimat favoritku. Thanks to Prita who introduce me with this ‘healthy’ sentence, aku menjadi tunggal dalam kompleksnya hari-hariku. Memang, aku ini bukan siapa-siapa. Aku pun tak bisa hidup tanpa orang lain. Tapi dari tergelincir, jatuh, terluka yang berulang kali terus dilakukan, aku mau tak mau harus begini. Mungkin kata yang terbaik untuk menggambarkannya adalah, pasrah. Ya, pasrah terhadap hal-hal yang dilakukan orang lain. Karena jangankan mereka yang terpisah dari tubuh dan fikirmu, dengan diri sendiri pun bisa terjadi banyak kesalahan yang melukai relung hati. Sungguh, semua cobaan diberikan untuk membuat kita lebih kuat. Hidup pun berlanjut, dengan mereka atau tanpa mereka. Seperti semesta yang terus berdenyut, ada nafasku di dalamnya maupun tidak.
Sebuah kalimat yang cukup familiar. Dulu aku menertawakannya, karena harus kuakui indah mayapadaku tahunan yang lalu. Sampai akhirnya aku harus terus-menerus menyibak ilalang setinggi bahu untuk menemukan kejujuran. Begitu mahalnya kah? Ini Jakarta, bung..tidak ada yang gratis. Lalu lari kemanakah lontaran-lontaran jujurku? Apakah tidak berlaku lagi sistem barter? Ternyata mereka menukarnya sampai habis, dengan ego, kepuasan, dan pada akhirnya air mata.
“Don’t put your happiness in other person’s hand”
Nah, yang ini baru merupakan kalimat favoritku. Thanks to Prita who introduce me with this ‘healthy’ sentence, aku menjadi tunggal dalam kompleksnya hari-hariku. Memang, aku ini bukan siapa-siapa. Aku pun tak bisa hidup tanpa orang lain. Tapi dari tergelincir, jatuh, terluka yang berulang kali terus dilakukan, aku mau tak mau harus begini. Mungkin kata yang terbaik untuk menggambarkannya adalah, pasrah. Ya, pasrah terhadap hal-hal yang dilakukan orang lain. Karena jangankan mereka yang terpisah dari tubuh dan fikirmu, dengan diri sendiri pun bisa terjadi banyak kesalahan yang melukai relung hati. Sungguh, semua cobaan diberikan untuk membuat kita lebih kuat. Hidup pun berlanjut, dengan mereka atau tanpa mereka. Seperti semesta yang terus berdenyut, ada nafasku di dalamnya maupun tidak.
Tambah waktu, tambah ilmu..
Masih kurang banyak? Baik, akan kutambah nanti seiring waktu. Agar kau tahu, selayaknya kama bisa melintasi jarak yang terjauh. Sebut saja, puncak gunung yang terjauh pun kususuri dengan ringan hati. Nanti pada saatnya kau akan tahu, betapa kama memberikan daya yang dahsyat pada intisari seorang manusia. Maka ia akan mengubahmu menjadi petarung nasib yang handal, pejuang waktu yang sigap, dan tentunya kekasih yang luar biasa cekatan. Hanya pelukanmu, sayang. Hanya itu yang kubutuhkan saat remuk redam hatiku menyadari betapa kejamnya pelakon-pelakon di dunia kecilku.
Dialog, aku dan bayu daksina.
Sedang apa kau? Oh, sedang mencariku? Tidakkah kau tahu, aku tidak kemana-mana. Sedari tadi aku berada disini. Apa kau bilang? Aku sudah berubah? Ah, bisa saja..tapi mungkin kau ada benarnya. Aku memang mengambang, ringan tubuhku sudah pulih. Bahkan lebih baik dari semula. Tidak, aku tidak sedang diet. Apakah kering emosi bisa kau katakan diet? Yah, beginilah aku. Terasa lebih kokoh bukan? Hahaha..jangan kau kira aku ini sedang mimpi. Aku tidak sedang terlelap, atau mungkin kau yang begitu? Kalau begitu bangunlah, dan bila nanti kita bertemu jangan sampai kau tak kenali aku.
Kau itu buta warna atau tidak?
Kau terlalu jemawa. Terlalu amat sangat bahkan. Kau kira kau paling tahu aku, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Keseluruhan seorang aku. Dan lihatlah apa yang terjadi. Untuk apa kujabarkan panjang lebar mengenai warna putih pada orang yang tak buta warna? Baru kusadari bahwa kau dan mereka adalah sama. Ya, mereka dan dia terutama yang kau katakan bodoh. Kau rupanya hanya mengulang siklus. Bisa jadi kau menyayangi, mengetahui, tapi jelas tak mau mengerti. Belajarlah, teman..dan kali aku harus kukatakan, perjalananmu masih panjang!
Tuesday, March 15, 2005
Let me introduce myself...
Si aktivis, seorang kakak, inspirator dan partner yang sabar..
Si metroseksual, seorang teman, motivator, dan partner yang seimbang..
Si liberal, seorang sahabat, komparator, dan partner yang menopang..
Si hedonis, seorang ayah, legislator, dan partner yang mencerahkan mimpi...
Betapa lucu ribuan kalimat diobral dengan harga miring. “Yes, I do..(for now)”, maybe that’s the perfect sentence. Setelah beberapa persimpangan dan terbentur jalan satu arah, pada akhirnya kita semua harus memilih bukan? Dan mereka tidak menyisakan satu hal indah pun sebagai lembar ingatan. Total atau tidak sama sekali. Well, go ahead guys.. =) am happy just to be myself, with or without you.
Si metroseksual, seorang teman, motivator, dan partner yang seimbang..
Si liberal, seorang sahabat, komparator, dan partner yang menopang..
Si hedonis, seorang ayah, legislator, dan partner yang mencerahkan mimpi...
Betapa lucu ribuan kalimat diobral dengan harga miring. “Yes, I do..(for now)”, maybe that’s the perfect sentence. Setelah beberapa persimpangan dan terbentur jalan satu arah, pada akhirnya kita semua harus memilih bukan? Dan mereka tidak menyisakan satu hal indah pun sebagai lembar ingatan. Total atau tidak sama sekali. Well, go ahead guys.. =) am happy just to be myself, with or without you.
Monday, March 14, 2005
MFM, ini bukan sekedar frase!
Ada apa dengan kelu lidahmu? Seperti bukan kevas yang dulu kulihat saat matari mulai terbenam disambut kelamnya malam. Selalu kau yang ingatkan aku pada bintang dan kelam, ingat? Entah kau anggap apa dirimu, tapi kita berdua tahu tidak ada ‘tunggal’ yang mampu berdiri sendiri.
Saturday, March 12, 2005
Jadi kita semua cedera otak...
Mungkin dia, kamu dan mereka adalah penderita afasia Wernicke. Karena aku melihat beberapa gejala yang jelas-jelas sama. Berbicara dengan cepat dan berirama, meskipun pembicaraan sering tidak dapat dimengerti karena mereka sering tidak mampu memikirkan kata yang tepat untuk mengungkapkan makna yang ingin mereka sampaikan.
Mungkin tidak tepat bila dibilang afasia Wernicke adalah suatu kelainan akibat cedera otak. Karena mereka sungguh menjadi lebih pintar. Mereka cenderung menghilangkan suatu kata yang sebenarnya adalah primer bila dihadapkan pada situasi sulit. Mereka sering berperilaku parafasia, dengan menggantikan suatu kata yang berhubungan dalam makna. Atau bahkan sirkumlokusi, yaitu membuat parafrasa dari kata yang diinginkan. Lalu sebagai alternatif terakhir, mereka menggantikan versi yang terputar-balik dari kata yang dimaksud.
Dan itu sebabnya dia meluputkan kata 'cinta' di setiap pembicaraan,
kamu menggantikan kata 'tidak bergantung' dengan kata 'mandiri',
mereka mengucapkan 'auramu menghilang' untuk 'kau kesepian',
dan aku pada akhirnya beralih pada kata 'saya'.
Mungkin tidak tepat bila dibilang afasia Wernicke adalah suatu kelainan akibat cedera otak. Karena mereka sungguh menjadi lebih pintar. Mereka cenderung menghilangkan suatu kata yang sebenarnya adalah primer bila dihadapkan pada situasi sulit. Mereka sering berperilaku parafasia, dengan menggantikan suatu kata yang berhubungan dalam makna. Atau bahkan sirkumlokusi, yaitu membuat parafrasa dari kata yang diinginkan. Lalu sebagai alternatif terakhir, mereka menggantikan versi yang terputar-balik dari kata yang dimaksud.
Dan itu sebabnya dia meluputkan kata 'cinta' di setiap pembicaraan,
kamu menggantikan kata 'tidak bergantung' dengan kata 'mandiri',
mereka mengucapkan 'auramu menghilang' untuk 'kau kesepian',
dan aku pada akhirnya beralih pada kata 'saya'.
Friday, March 11, 2005
Underline the word maybe
Am standing still with His strength and my own free will. But I guess it isn't enough. Maybe there's another dimension of love...
Wednesday, March 09, 2005
Another inscrutable emotion
Sudah kubilang, takkan ada hasil saat kau menjenguk diriku.
Mencari gurat-gurat dari bias mataku,
berharap ada kelam pun harap disana.
Mungkin kau belum tahu,
aku sudah beku di dalam.
Karna setiap asa yang kugarap,
sungguh diakhiri penantian.
Jadi apa yang tengah kau baca,
tentu hanya sebuah formalitas belaka.
Mencari gurat-gurat dari bias mataku,
berharap ada kelam pun harap disana.
Mungkin kau belum tahu,
aku sudah beku di dalam.
Karna setiap asa yang kugarap,
sungguh diakhiri penantian.
Jadi apa yang tengah kau baca,
tentu hanya sebuah formalitas belaka.
Tuesday, March 08, 2005
Rewind
Menangis itu baik, untuk pelepasan bilur jiwa,
meredam emosi yang nyaris meledak,
membasuh congkak yang tersirat di wajah,
mengembalikan kedudukan kita sebagai manusia,
mereka ulang tindak dan laku,
dan mungkin untuk sekedar meneteskan air mata..
meredam emosi yang nyaris meledak,
membasuh congkak yang tersirat di wajah,
mengembalikan kedudukan kita sebagai manusia,
mereka ulang tindak dan laku,
dan mungkin untuk sekedar meneteskan air mata..
Monday, March 07, 2005
Pelakon tunggal
Setahun yang lalu kekagumanku tumbuh..
Benih yang subur dan kuat,
beranak dan berlipat ganda sudah.
Dua bulan yang lalu rasaku bertaut..
Perlahan kumendaki klimaks,
walau sedikit tergelincir pada awalnya.
Jadi aku bercerita tentang cinta,
dan aku bercinta dalam cerita ini..
Aku mengelus bayu daksina,
aku mencium sinar rembulan,
aku mengecup embun pagi,
aku mencumbu terik matari,
dan aku bersetubuh dengan siluet pegasus..
Baru kusadari akulah si pelakon tunggal,
dalam babakan yang tak berepilog ini.
Aku mulai lelah,
bisa jadi karna termakan usia.
Benih yang subur dan kuat,
beranak dan berlipat ganda sudah.
Dua bulan yang lalu rasaku bertaut..
Perlahan kumendaki klimaks,
walau sedikit tergelincir pada awalnya.
Jadi aku bercerita tentang cinta,
dan aku bercinta dalam cerita ini..
Aku mengelus bayu daksina,
aku mencium sinar rembulan,
aku mengecup embun pagi,
aku mencumbu terik matari,
dan aku bersetubuh dengan siluet pegasus..
Baru kusadari akulah si pelakon tunggal,
dalam babakan yang tak berepilog ini.
Aku mulai lelah,
bisa jadi karna termakan usia.
Idealis dan apatis
Tidak seorang pun mahasiswa yang diundang. Herman, Ketua Umum Senat Sastra, rupa-rupanya sangat tersinggung dengan cara ini. Dia katakan kepadaku bahwa apapun yang terjadi dia tidak akan menggunakan wewenangnya untuk memenuhi permintaan ini. Dimaki-makilah Maria, Ketua Seksi Keputrian, oleh Prijono. Dikatainya tidak mengerti Pancasila, dan ini merupakan permintaan Bapak. Ketika aku sampai di ruang senat, Maria menjelaskan semuanya ini. "Tentu saja tidak ada yang mau nonton wayang, merupakan bukti bahwa moral mahasiswa kita masih tinggi. Siapa yang mau jadi pelacur istana, jadi gundik Soekarno, jadi isi harem istana. Sulit cari 20 orang untuk temani nonton wayang, mari kasih duit, tiga puluh bisa gue supply. Kramat Tunggak masih berdiri. Dasar moral bejat."
Jiwa BK yang selalu gandrung akan keindahan menyebabkan ia selalu tertarik melihat wanita cantik. BK sendiri selalu berterus terang. "Ya, aku senang melihat wanita cantik. Aku akan merasa lebih berdosa lagi bila berpura-pura dengan mengatakan tidak atau bersikap seakan tidak senang. Berpura-pura seperti itu namanya munafik dan aku tidak mau munafik." BK melaksanakan pendiriannya itu sejak berusia muda hingga akhir hayatnya. Sederet nama wanita telah turut menghias dan atau mendampingi jalan hidup BK. Kami, orang terdekatnya, harus memutar otak cara mengatur waktu bagi istri-istrinya itu. Itulah BK sang Arjuna yang dalam hidupnya terus terlibat persoalan wanita dan secara berani menerapkan politik vivere peri colozo dalam soal asmara.
Kutipan pertama adalah kutipan MFM terhadap tulisan SHG, yang kemudian dituangkan dalam skripsinya. Sedangkan yang kedua adalah kutipan dari buku Sewindu dekat Bung Karno, yang ditulis oleh BW. Bila di bumi Indonesia raya ini memang hanya ada dua pilihan, menjadi idealis atau apatis, maka tertulis jelas dan mungkin sedikit tersirat mengenai pilihan MFM dan BW.
Idealis dan apatis. Bisa jadi kedua orang tersebut menganggap dirinya idealis, dengan cara mereka masing-masing. Idealis sebagai seorang calon sarjana yang menentang ketidakadilan. Idealis sebagai seorang kolonel yang morat marit di dunia militer. Yang satu melihat bukti-bukti tertulis dan mempercayai bahwa moral itu sangat penting. Sedangkan yang satu lagi melihat bukti-bukti nyata dan sungguh yakin bahwa tiada manusia yang sempurna.
Entah kenapa keduanya sangat kurindukan. Seorang abang dan seorang kakek bagiku.
Jiwa BK yang selalu gandrung akan keindahan menyebabkan ia selalu tertarik melihat wanita cantik. BK sendiri selalu berterus terang. "Ya, aku senang melihat wanita cantik. Aku akan merasa lebih berdosa lagi bila berpura-pura dengan mengatakan tidak atau bersikap seakan tidak senang. Berpura-pura seperti itu namanya munafik dan aku tidak mau munafik." BK melaksanakan pendiriannya itu sejak berusia muda hingga akhir hayatnya. Sederet nama wanita telah turut menghias dan atau mendampingi jalan hidup BK. Kami, orang terdekatnya, harus memutar otak cara mengatur waktu bagi istri-istrinya itu. Itulah BK sang Arjuna yang dalam hidupnya terus terlibat persoalan wanita dan secara berani menerapkan politik vivere peri colozo dalam soal asmara.
Kutipan pertama adalah kutipan MFM terhadap tulisan SHG, yang kemudian dituangkan dalam skripsinya. Sedangkan yang kedua adalah kutipan dari buku Sewindu dekat Bung Karno, yang ditulis oleh BW. Bila di bumi Indonesia raya ini memang hanya ada dua pilihan, menjadi idealis atau apatis, maka tertulis jelas dan mungkin sedikit tersirat mengenai pilihan MFM dan BW.
Idealis dan apatis. Bisa jadi kedua orang tersebut menganggap dirinya idealis, dengan cara mereka masing-masing. Idealis sebagai seorang calon sarjana yang menentang ketidakadilan. Idealis sebagai seorang kolonel yang morat marit di dunia militer. Yang satu melihat bukti-bukti tertulis dan mempercayai bahwa moral itu sangat penting. Sedangkan yang satu lagi melihat bukti-bukti nyata dan sungguh yakin bahwa tiada manusia yang sempurna.
Entah kenapa keduanya sangat kurindukan. Seorang abang dan seorang kakek bagiku.
Sunday, March 06, 2005
Straight
Terkadang aku terpana. Melihat pantulan yang demikian berbeda. Sepertinya tidak mungkin pribadi yang sama, dengan FOE dan FOR yang sama. Dua puluh tahun ia berkelana, mampir kesana dan kesini. Tidak mengenal kata lelah, karna tiap rasa berbeda yang dikecap lingua.
Tapi ia tahu suatu saat akan tiba waktunya. Detik dimana ia terpuruk pada keberadaan seseorang. Dan ternyata satu menjadi tunggal adalah nikmat. Jauh lebih indah dari variasi yang mulai terasa membosankan. Karena ia mulai mengeja kata p.u.l.a.n.g walau dengan terbata-bata.
Saat lurus menjadi rutinitas, hidup terasa sungguh seperti roda yang berputar. Ternyata nasib menikamnya dari belakang dan berjalan membelakanginya. Menyisakan dua pilihan. Tetap pada jalur, atau kembali ke pemikiran lama.
Setelah hampir dua bulan berlalu, berloncatan kata m.o.n.o.t.o.n
Maaf, mungkin itulah sang diri yang baru membiasakan diri berjalan lurus,
hingga terasa mulai sedikit, dan nantinya akan amat membosankan.
Jangankan jadi orang baik, berjalan lurus saja susahnya bukan main. Belum lagi sebenarnya harus terus-menerus bermain 'sibakkan kelir, dimana misterinya?'. Apakah semua memang sesulit itu? Tidak dapatkah kita hidup tanpa sebuah permainan dan sandiwara? Karena sungguh yang kucari bukan siapa memenangkan apa dan terhadap siapa.
Tapi ia tahu suatu saat akan tiba waktunya. Detik dimana ia terpuruk pada keberadaan seseorang. Dan ternyata satu menjadi tunggal adalah nikmat. Jauh lebih indah dari variasi yang mulai terasa membosankan. Karena ia mulai mengeja kata p.u.l.a.n.g walau dengan terbata-bata.
Saat lurus menjadi rutinitas, hidup terasa sungguh seperti roda yang berputar. Ternyata nasib menikamnya dari belakang dan berjalan membelakanginya. Menyisakan dua pilihan. Tetap pada jalur, atau kembali ke pemikiran lama.
Setelah hampir dua bulan berlalu, berloncatan kata m.o.n.o.t.o.n
Maaf, mungkin itulah sang diri yang baru membiasakan diri berjalan lurus,
hingga terasa mulai sedikit, dan nantinya akan amat membosankan.
Jangankan jadi orang baik, berjalan lurus saja susahnya bukan main. Belum lagi sebenarnya harus terus-menerus bermain 'sibakkan kelir, dimana misterinya?'. Apakah semua memang sesulit itu? Tidak dapatkah kita hidup tanpa sebuah permainan dan sandiwara? Karena sungguh yang kucari bukan siapa memenangkan apa dan terhadap siapa.
Wednesday, March 02, 2005
Utilitas seorang teman
Teman. Sebuah kata sederhana dengan arti yang luar biasa. Teman memang tidak perlu dampingi kita setiap hari, sampai2 hafal dengan lama tarikan nafas kita dalam keadaan normal. Mereka seperti bintang, yang tidak selalu kelihatan namun sebenarnya selalu ada. Saat kita senang, biasanya kita melupakan teman. Kita baru mencarinya di saat kita susah. Teman yang baik tentu bisa menerima hal itu, yang mau tidak mau harus kubilang adalah kecenderungan dari sifat manusia. Menerima iya, tapi belum tentu tidak pakai embel2 sakit hati =)
Ada seorang temanku, teman dari tingkat pertama kuliah di UPH. Dia sangat perhatian dan luar biasa baik. Akhir2 ini dia baru berpacaran serius dengan seorang perempuan. Entah mengapa pacarnya ini sangat2 cemburu padaku, sampai2 tidak mau diajak jalan bareng. Padahal temanku ini sudah ada janji denganku. Dan kebetulan pacarnya minta dijemput. Jadi, lagi-lagi untuk memainkan lakon teman yang baik, aku harus bilang bhw aku tidak apa-apa. Rupanya dia lupa pada siapa dia berkeluh kesah, dari awal hingga puncak hubungannya..
Klimaksnya adalah malam ini. Sepertinya di luar tidak hujan, ataukah angin sedang bertarung? Yah, setelah bertahun-tahun aku pasti tahu bedanya. Bagaimana dia menulis kata 'aku' berbeda dengan 'g', kata 'kita' berbeda dengan 'qta', atau bahkan memanggilku 'ti ndut' berbeda dengan 'ti'. Jadi siapa membohongi siapa saat beberapa rangkai kalimat palsu terkirim ke hpku? Take care ya, aku selalu disini kok. Tidak usah kau cari kemana-mana.. =)
Ada seorang temanku, teman dari tingkat pertama kuliah di UPH. Dia sangat perhatian dan luar biasa baik. Akhir2 ini dia baru berpacaran serius dengan seorang perempuan. Entah mengapa pacarnya ini sangat2 cemburu padaku, sampai2 tidak mau diajak jalan bareng. Padahal temanku ini sudah ada janji denganku. Dan kebetulan pacarnya minta dijemput. Jadi, lagi-lagi untuk memainkan lakon teman yang baik, aku harus bilang bhw aku tidak apa-apa. Rupanya dia lupa pada siapa dia berkeluh kesah, dari awal hingga puncak hubungannya..
Klimaksnya adalah malam ini. Sepertinya di luar tidak hujan, ataukah angin sedang bertarung? Yah, setelah bertahun-tahun aku pasti tahu bedanya. Bagaimana dia menulis kata 'aku' berbeda dengan 'g', kata 'kita' berbeda dengan 'qta', atau bahkan memanggilku 'ti ndut' berbeda dengan 'ti'. Jadi siapa membohongi siapa saat beberapa rangkai kalimat palsu terkirim ke hpku? Take care ya, aku selalu disini kok. Tidak usah kau cari kemana-mana.. =)
Tuesday, March 01, 2005
Ambiguitas dan bla..bla..bla..
Hari ini bangun siang, tidak sesuai jadwal tapi apa daya? Baru jam empat pagi tadi aku tidur..bang nana, next time tolong sms dan telpon di jam kerja saja ya. Gila, subuh2 dengerin orang curhat. Eh, atau aku yang curhat? Hahaha..tapi seneng bgt denger temenku cerita. I thought we’re no longer bestfriends since trouble came along. But then I really like the way you ‘hold my back’, keep me stronger and stronger..cause after all, we have to move on right?! Rinduku untuk kamu, pacarmu dan jack john. Ditunggu kabarnya minggu ini, gak percuma dong ngeborong banyak di duty free hahaha..
Sepertinya beratku menyusut lagi, yup setelah menimbang ternyata jarum bergeser ke angka 45. Hebat, hanya dalam satu setengah bulan. Bukan maksudku membenarkan pendapat nyokap loh, sayang..=) sungguh, pacaran sm kamu gak bikin susah. Tapi mungkin harus kuakui untuk menyamakan dua jalur pararel adalah sulit. Lebih baik yang bersilang tapi bertemu di suatu titik daripada sejajar tapi ujung dan ujung tidak bertemu.
Sepertinya harus mulai mengerjakan tugas pertama kuliahku. Damn, mungkin aku satu2nya penghuni di kelas itu yang gak habis pikir kenapa mengambil keputusan harus memperhitungkan ambiguitas dan probabilitas. Numbers..all around, from the start ‘till the end. Honey, cepat2lah kau putuskan untuk kuliah..biar matrikulasiku tdk keburu selesai =)
Sepertinya beratku menyusut lagi, yup setelah menimbang ternyata jarum bergeser ke angka 45. Hebat, hanya dalam satu setengah bulan. Bukan maksudku membenarkan pendapat nyokap loh, sayang..=) sungguh, pacaran sm kamu gak bikin susah. Tapi mungkin harus kuakui untuk menyamakan dua jalur pararel adalah sulit. Lebih baik yang bersilang tapi bertemu di suatu titik daripada sejajar tapi ujung dan ujung tidak bertemu.
Sepertinya harus mulai mengerjakan tugas pertama kuliahku. Damn, mungkin aku satu2nya penghuni di kelas itu yang gak habis pikir kenapa mengambil keputusan harus memperhitungkan ambiguitas dan probabilitas. Numbers..all around, from the start ‘till the end. Honey, cepat2lah kau putuskan untuk kuliah..biar matrikulasiku tdk keburu selesai =)
Lovely monday!!
Hari ini hari perdana kuliah di Prasetiya Mulya. Dateng jam enam pas, ngambil map dan name tag trus nyari koperasi buat beli buku, yang ternyata udah abis stoknya. Ditawarin fototopi, emang sih jd hemat di harga dan waktu, gak perlu nunggu lama2. Tapi jadi inget dulu pas kuliah ada presentasi dan aku memilih topik kehinaan bg piracy hahaha..kemakan omongan deh. Tapi bukan berarti gak boleh copy2 lagu kok,ted =p
Orang2 yang sangat serius berkumpul dalam satu kelas, dengan tampang yang siap melahap semua sigma hahahaha..mungkin itu sebabnya aku sekelas sama mereka semua. They really need some fresh air, man! Ada sih yang seumuran..maksudnya beda tipis gitu, mereka 26 tahun. And me..gila, untung gak ada yang tau aku paling muda hehehe..oia, makasi ya pacar nungguin aku kuliah. Lagi2 hari senin yang perdana..and god, i love the atmosphere when you wrote those REMARKABLE things for me=)
Abis dari kampus ke dixie kemang sebentar, nyamperin nene + bobs..hope you like the necklace, ne. What can i say, today is so goddamn beautiful. Thanks to him, all of you, and the AlMighty..lihat betapa hebatnya hitungan jam mengubah segalanya?=)
Oia, once again happy birthday to didit, my lovely cousin. Mungkin kalo gak ada dia, selama ini galaunya aku gak tersalurkan (terutama bila modem ngadat cing!). Panjang umur ya, bro..wish you all the best!!
Orang2 yang sangat serius berkumpul dalam satu kelas, dengan tampang yang siap melahap semua sigma hahahaha..mungkin itu sebabnya aku sekelas sama mereka semua. They really need some fresh air, man! Ada sih yang seumuran..maksudnya beda tipis gitu, mereka 26 tahun. And me..gila, untung gak ada yang tau aku paling muda hehehe..oia, makasi ya pacar nungguin aku kuliah. Lagi2 hari senin yang perdana..and god, i love the atmosphere when you wrote those REMARKABLE things for me=)
Abis dari kampus ke dixie kemang sebentar, nyamperin nene + bobs..hope you like the necklace, ne. What can i say, today is so goddamn beautiful. Thanks to him, all of you, and the AlMighty..lihat betapa hebatnya hitungan jam mengubah segalanya?=)
Oia, once again happy birthday to didit, my lovely cousin. Mungkin kalo gak ada dia, selama ini galaunya aku gak tersalurkan (terutama bila modem ngadat cing!). Panjang umur ya, bro..wish you all the best!!
Subscribe to:
Posts (Atom)